Minggu, 04 Desember 2011

Ghibah - antara terlarang dan diperbolehkan

Allah Ta’ala berfirman : ”Dan janganlah sebagian kalian mengghibah sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentunya kalian tidak menyukainya (merasa jijik). Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Hujurat : 12)

Al Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya : “Dalam ayat ini ada larangan berbuat ghibah. Dan Penetap Syariat telah menafsirkan ghibah tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud[1] nomor 4874.”

Lalu Ibnu Katsir membawakan sanadnya sampai kepada Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata : “Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam apa yang dimaksud dengan ghibah. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab :

Adab-Adab Menguap

1.   Apabila seseorang akan menguap, maka hendaknya menahan semampunya dengan jalan menahan mulutnya serta mempertahankannya agar dan jangan sampai terbuka, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:

"Kuapan (menguap) itu datangnya dari syaitan. Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah ia menahan semampunya"

(HR. Al-Bukhari no.6226 dan Muslim no.2944)



Apabila tidak mampu menahan, maka tutuplah mulutnya dengan meletakan tangannya pada mulutnya, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:

"Apabila salah seorang diantara kalian menguap maka hendaklah menutup mulut dengan tangannya karena syeitan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka)". (HR. Muslim no.2995 (57) dan Abu Dawud no.5026)



2. Tidak disyariatkan untuk meminta perlindungan dari syaitan kepada Allah ketika menguap, karena hal tersebut tidak ada contohnya dari Rasulullah, tidak pula dari Sahabatnya

 (Taken From. Aadaab Islaamiyyah. Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman as-Suhaibani.)

Diambil dari mailing list assunnah@yahoogroups.com

 

Sikap-sikap yang disukai dan dibenci manusia & hak-hak Persahabatan

Tujuh sikap tentang sikap-sikap yang disukai manusia yang disebutkan penyusun buku ADAB BERGAUL: AGAR DICINTAI ALLAH KEMUDIAN DICINTAI MANUSIA yang disusun oleh al ustadz Fariq bin Gasim Annuz, diterbitkan oleh pustaka darul falah (hal 39-58):

 1. Manusia suka kepada orang yang memberi perhatian kepada orang lain,

2. Manusia suka kepada orang yang mau mendengarkan ucapan mereka,

 3. Manusia suka kepada orang yang menjauhi debat kusir,

4. Manusia suka kepada orang yang memberikan penghargaan dan penghormatan kepada orang lain,

Jangan Terpancing Emosi Oleh Tutur Kata Buruk Seseorang Yang Diarahkan Kepada Anda

Rabu, 22 Juni 2005 16:56:10 WIB
JANGAN TERPANCING EMOSI OLEH TUTUR KATA BURUK SESEORANG YANG DIARAHKAN KEPADA ANDA

Oleh
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy


Diantara perkara yang bermanfaat adalah hendaknya anda mengerti, bahwa tindakan menyakiti yang dilakukan orang kepada anda, khususnya dengan kata-kata yang buruk, tidaklah membahayakan anda, bahkan justeru membahayakan diri mereka sendiri. Kecuali, jika anda sibukkan diri anda untuk terus memikirkan tindakan mereka yang menyakiti itu dan anda izinkan ia untuk menguasai perasaan dan emosi anda. Maka, saat itulah akan membahayakan anda, sebagaimana membahayakan mereka juga. Namun, jika anda anggap angin lalu, tidaklah hal itu membahayakan anda sedikitpun.


ARAHKAN PIKIRAN KE SESUATU YANG BERMANFAAT DI SISI KEHIDUPAN RELIGI MAUPUN DUNIAWI.

Ketahuilah, bahwa hidup anda itu mengikuti alur pikiran anda. Jika pikiran-pikiran anda itu mengarah kepada hal-hal yang bermanfaat bagi anda di sisi kehidupan religi maupun duniawi, maka kehidupan anda adalah kehidupan yang indah lagi bahagia. Namun, jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah sebaliknya.


MENATA HATI UNTUK MENGHARAP PAHALA ILAHI DALAM BERBUAT KEBAJIKAN.

Diantara sarana yang paling bermanfaat untuk mengusir kegundahan adalah hendaknya anda menata hati untuk tidak meminta ucapan terima kasih atau imbalan kecuali dari Allah. Jika anda berbuat baik untuk orang yang mempunyai atau yang tidak mempunyai hak atas diri anda, sadarilah bahwa itu adalah hubungan ‘ubudiyyah anda dengan Allah. Karenanya, janganlah anda menaruh perhatian anda pada balasan terima kasih orang yang anda beri suatu jasa atau pemberian itu. Sebagaimana firman Allah dalam menceritakan sikap para hambaNya yang pilihan.

“Artinya : Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” [Al-Insan : 9]

Prinsip ini lebih ditekankan dalam hubungan anda dengan keluarga, anak-anak dan orang-orang yang jalinan ikatan anda dengan mereka kuat. Maka, jika anda kuatkan hati anda untuk membuang jauh dari hati anda tindak buruk dari mereka, berarti anda telah membuat orang tenteram (tidak terganggu anda) dan sekaligus anda pun tenteram.


[Disalin dari buku Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta]

MANFAAT MEMAKAI JILBAB

    
Allah SWT menyuruh umatnya untuk menutup aurat agar tidak terlihat oleh kaum yang bukan mahramnya. Allah memerintah sesuatu pasti ada menfaat yang baik bagi umatnya. Dan setiap yang bermanfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti di isyaratkan atau diperintahkan oleh-Nya. Diantara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.
Dijaman sekarang banyak sekali wanita yang menggunakan jilbab. Mereka mengaku ada yang benar – benar ingin menutup auratnya, tetapi ada juga yang mengaku untuk mempercantik diri dan mengikuti mode fashion jaman sekarang agar tidak ketinggalan. Lepas dari itu semua, sebenarnya banyak sekali menfaat yang dapat diambil jika seorang wanita menggunakan jilbab, diantaranya :
1.      Selamat dari adzab Allah
“Ada dua macam penghuni neraka yang tak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok laki – laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambukmanusia dengannya. Dan wanita – wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang di kepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita – wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh”. (HR. Muslim)
2.      Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW. “sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki – laki dari pada wanita”. (HR. Bukhari)
3.      Memelihara kecemburuan laki – laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah SWT tanamkan kepada hati laki- laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mukhrimnya.
4.      Akan seperti bidadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari - bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-rahman ; 56)
“Mereka laksana permata yakut dan marjan”. (QS. Ar-rahman ; 58)
“Mereka laksana telur yang tersimpan rapi”. (QS. Ash-shaffaat ; 49)
Dengan berjilbab wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita seperti inilah yang amat berharga.



Rabu, 23 November 2011

Bertemunya Agama dengan Adat


10/05/2011 15:21

Dalam praktek keagamaan, oleh kelompok puritan, adat disingkirkan. Adat dinilai sebagai tidak pantas berdampingan agama. Adat manusia, agama Tuhan. Adat relatif, agama mutlak. Adat lokal, agama universal, dan seterusnya.


Bagaimana orang Bugis menerima agama? Bagaimana mereka mempraktekkan adat. Dan bagaimana pula mereka menjalani keduanya?

Tujuh Wasiat Rasulullah

Mei 27, 2008 oleh fuui
Rasulullah berwasiat, cintailah fakir-miskin, berbanyak silaturrahmi,  jangan suka meminta-minta dan jangan takut celaan dalam berdakwah
Dari Abu Dzar ia berkata; “Kekasihku (Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahku agar aku melihat orang-orang yang di bawahku dan tidak melihat orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahim dengan karib kerabat meski mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku diperintahkan agar memperbanyak ucapan La haula walaa quwwata illa billah, (5) aku diperintahkan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, (7) belaiu melarang aku agar aku tidak meminta-minta sesuatu kepada manusia” (Riwayat Ahmad).
Meski wasiat ini disampaikan kepada Abu Dzar RA, namun hakikatnya untuk kaum Muslimin secara umum. Sebagaimana kaidah: (Al-Khitobu li’umuumil-lafdzi, walaisa min khususil asbab).
Wasiat pertama, mencintai orang miskin.
Islam menganjurkan umatnya agar berlaku tawadhu’ (berendah hati) terhadap orang-orang miskin, menolong dan membantu kesulitan mereka. Demikianlah yang dicontohkan para sahabat di antaranya Umar bin Khaththab Radhiallahu anhu (RA) yang terkenal sangat merakyat, Khalifah Abu Bakar yang terkenal dengan sedekah “pikulan”nya, Utsman bin Affan dengan kedermawanannya.

Total Tayangan Halaman